عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ، أَوْ سَبْعُونَ شُعْبَةً، فَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ " رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ
فَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
maka paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh
ini adalah penyaksian yang wajib dilakukan dengan mengumpulkan keyakinan dengan hati dan pengakuan dengan lisan. Keyakinan dan Pengakuan ini harus berjalan berkesinambungan dan berkelanjutan dan bersama-sama membentuk keimanan yang kuat kepada Allah.
Keimanan kepada Allah juga harus dengan mengetahui sifat dan nama-nama yang agung yang dimiliki-Nya berserta dalil naqli dan aqlinya.
0 Response to "Iman Kepada Allah dengan Keyakinan dan Pengakuan #01 dari #77 Cabang Iman"
Posting Komentar