Ikhlas dan Niat Dalam Segala Perilaku Kehidupan



وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Q.S Al-Bayyinah : 5)

Ikhlas dan menghadirkan niat dalam segala perbuatan itu sangat perlu dan penting. Niat tempatnya hanyalah berada di hati, dan tidak bertempat di ucapan atau lisan dan tidak pula di dalam semua perbuatan tetapi hanya di awal perbuatan. 

Baik dalam ibadah sholat, zakat, puasa dan haji. Niat cukup dilakukan di dalam hati dan pada saat awal perbuatan. Bukan terus menerus niat hingga akhir ibadah. Dan juga pengucapan dalam niat itu bersifat sunnah untuk memantapkan hati tersendiri agar mudah dalam menjatuhkan niat di awal perbuatan tersebut. Karena sekali lagi “niat itu tempatnya di hati”.

Dan sesungguhnya Allah SWT. Maha mengetahui apa yang ada di dalam hati kita. Dan tidak ada yang samar atau tersembunyi darinya segala sesuatu, seperti dalam firman-Nya di dalam Al-Quran

 قُلْ إِن تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ
Artinya: "Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi."  (Q.S. Ali Imran : 29)

Dan juga hukumnya wajib serta harus mengikhlaskan dan memurnikan niat karena Allah SWT di dalam semua dan setiap ibadah dan hendaklah kita tidak boleh memiliki niat dengan ibadah itu kecuali mengharap Allah dan Kehidupan di Akhirat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ikhlas dan Niat Dalam Segala Perilaku Kehidupan"

Posting Komentar